parboaboa

Air Mancur Lapangan Adam Malik Jadi ’Water Park’, Kesadaran Masyarakat Dipertanyakan

Rizal Tanjung | Daerah | 19-04-2024

Anak-anak bermain air di Air Mancur Lapangan Haji Adam Malik, Pematangsiantar, Sumatra Utara (Sumut). (Foto: Facebook Immanuel Lingga)

PARBOABOA, Pematangsiantar – Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terletak di Lapangan Haji Adam Malik, Pematangsiantar, Sumatra Utara (Sumut), resmi dibuka sejak Maret 2024 lalu.

Fasilitas umum yang menghabiskan anggaran sebesar 4,5 miliar itu, dapat dinikmati oleh masyarakat secara bebas dan gratis.

Namun, baru-baru ini, sebuah video yang diunggah oleh akun Facebook Immanuel Lingga menunjukkan anak-anak sedang mandi di air mancur Lapangan Adam Malik.

Video tersebut pun memicu keprihatinan mengenai pengawasan dan keselamatan mereka, terutama karena para orang tuanya membiarkan hal ini terjadi.

“Sudah safety kah itu ito? Apa gak bahaya listriknya. Kok jadi seram lihatnya,” tulis akun Regina Aprilda Naibaho.

Fix besok jual sampo di dekat air mancur, dan sewa pakaian mandi,” celetuk akun Yudant O.

Meski begitu, Yusuf Gultom, Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pariwisata Pematangsiantar, berpendapat bahwa tidak perlu pengawasan ketat di area tersebut.

Yang dibutuhkan justru kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Tanpa kesadaran kolektif, maka hanya akan menyalahkan satu sama lain saat ada kerusakan.

"Sampai kapan kita terus bergantung pada penertiban dan pengawasan," katanya pada PARBOABOA, Kamis (18/4/2024).

Menjaga Lapangan Adam Malik sebagai ruang publik bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat.

"Jika hanya mengandalkan penertiban, masyarakat tidak akan maju dalam memelihara aset-aset kota," ujarnya.

Sementara itu, air mancur tersebut dihidupkan tiga kali sehari dengan durasi setengah jam per sesi, yakni pada pukul 07.00 - 07.30, 17.00 - 17.30, dan 20.00 - 20.30.

Yusuf mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada ketentuan khusus mengenai kapan air mancur harus dihidupkan, tetapi jadwal ini ditetapkan untuk mengatur penggunaan agar tidak berlebihan.

Keputusan tersebut didasari oleh saran teknisi listrik dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Pematangsiantar, dengan mempertimbangkan aktivitas di lapangan dan menghindari keusilan saat lapangan sepi.

Meski hal ini menimbulkan ketidakpuasan, Yusuf mengatakan bahwa masyarakat selalu antusias saat air mancur dihidupkan.

Oleh karena itu, Ia berharap agar pengunjung menjaga sikap sportif dan tidak bermain atau duduk langsung di air mancur, agar kelestariannya terjaga.

"Lagian di lapangan itu kan sudah disediakan tempat duduk untuk bersantai," tutupnya.

Butuh Perhatian Lebih

Penambahan air mancur dalam penataan ulang Lapangan Adam Malik memang menjadi sorotan publik.

Namun, hal ini dinilai masih memerlukan perhatian lebih detail. Di mana air mancur tersebut hanya dilengkapi dengan lampu warna-warni yang dihidupkan pada malam hari saja.

Menurut Pengamat Tata Ruang, Marulam Simarmata, sebagai salah satu daya tarik kota, konsep air mancur seharusnya tidak cuma sebatas menyemburkan air, mengingat anggarannya mencapai Rp4,5 miliar.

"Penting memerhatikan konsep yang tepat, seperti yang diterapkan di Waterfront City Pangururan, di mana air mancur diiringi musik," katanya pada PARBOABOA, Kamis (18/4/2024).

Editor : Yohana

Tag : #lapangan adam malik    #pematangsiantar    #daerah    #air mancur    #ruang terbuka hijau    #dinas pariwisata    #berita sumut   

BACA JUGA

BERITA TERBARU