Ragam Kesedihan Ikut Mewarnai Idulfitri 2024

PARBOABOA, Medan – Perayaan Idulfitri atau lebaran merupakan hari yang dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia. Perayaan Idulfitri pada umumnya dipenuhi dengan kebahagiaan dan canda tawa.

Akan tetapi, ternyata tidak semua orang merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam merayakan hari suci umat Islam itu. Pasalnya, ada momen-momen pada hari lebaran yang membuat sebagian orang merasa sedih.

Pantauan PARBOABOA, Kamis (11/04/2024), akun postingan mengenai hari Idulfitri dikomentari kesedihan oleh netizen. Beberapa netizen menuliskan pengalaman sedih dan kekhawatirannya menghadapi Idulfitri.

Akun Instagram @mood.jakarta membagikan kiriman mengenai kesedihan dan kekhawatiran netizen menghadapi dan mengalami perayaan Idulfitri. Dalam unggahannya beberapa netizen menceritakan pengalaman setiap kali Idulfitri selepas salat ayahnya langsung ke sawah lagi karena tidak ada uang untuk merayakan.

Netizen lainnya dalam unggahan itu mengatakan khawatir momen lebaran akan ditanyai soal anaknya yang mengidap autisme.

Seorang netizen lainnya juga mengatakan setiap kali lebaran hanya bertugas menjadi pencuci piring di dapur. Hal ini dikerjakan karena dalam keluarganya hanya mereka yang miskin. Menjadi pencuci piring adalah bantuan yang bisa diberikan selain uang.

Unggahan ini dikomentari ribuan netizen dengan kekhawatiran yang sama. Akun Instagram @ekarhd mengatakan ketika baru sampai di kampungnya, ia langsung diultimatum oleh keluarganya karena memberikan uang hanya sedikit.

Ia menuliskan “Baru sampai kampung halaman langsung diultimatum, masa uang segitu banyaknya di perantauan bisa cepat habis. Anjirlah udah gua kasih bukannya bersyukur malah ngeluh kurang, padahal udah bela-belain mangkas kebutuhan ini itu biar bisa ngasih lebaran. Belum lagi saudara, om tante pada minta uang, tau gitu mending nggak usah mudik.”

Akun Instagram lainnya @mariakookie97 mengatakan “masih cari alasan biar nggak ikutan lebaran sama keluarga besar. Karena males banget ditanya kapan nikah? Sementara sepupu aku udah pada punya anak.”

Akun Instagram @_ekafitr menuliskan “lebaran sekarang jadi ajang menyakiti dan unjuk pencapaian, bukan ajang memaafkan,” katanya.

Ada juga yang mengaku tidak semangat menghadapi lebaran karena kedua orang tuanya sudah tiada. Ia harus menghadapi keluarga besarnya sendirian yang tertawa bahagia. Sedangkan, ia harus meratapi menjadi yatim piatu sendirian.

Ada juga seorang ibu rumah tangga yang menuliskan “lebaran di keluarga suami yang tinggi pencapaian, sementara gue cuma irt yang pengangguran. Seberat ini beban lebaran tahun ini.”

Dari banyak komentar netizen, beberapa masalah atau tekanan yang dihadapi netizen dalam merayakan lebaran adalah masalah belum memiliki anak. Di samping itu, masalah pekerjaan, kekayaan, pencapaian yang belum diraih menjadi persoalan ketika berkumpul di tengah keluarga besar.

Belum lagi persoalan dan pencapaian anak. Di mana dalam sebuah kumpul keluarga besar biasanya soal anak akan menjadi pembahasan utama.

Beberapa netizen mengkhawatirkan keadaan rumah tangga yang sedang tidak baik-baik saja. Ada yang sudah bertahun-tahun belum memiliki anak. Ada juga soal rumah tangga yang sedang kisruh namun masih di sembunyikan.

Dikutip dari Researchgate, Kamis (11/04/2024), momen lebaran memiliki tekanan psikologis tersendiri bagi sebagian orang. Pengalaman masa lalu, keadaan ekonomi, serta kondisi rumah tangga menjadi tekanan tersendiri ketika menghadapi keluarga besar.

Dalam momen Idulfitri yang umumnya terjadi perkumpulan keluarga, seringkali tema yang dibahas cukup sensitif. Sehingga sebagian orang yang mengalaminya merasakan tekanan luar biasa.

Belum lagi soal kondisi ekonomi yang membuat sebagian orang enggan berkumpul saat lebaran. Pencapaian yang dianggap masih kurang dibandingkan keluarga lainnya, membuat tekanan emosi semakin tinggi. Sehingga lebaran sering menjadi momok yang menakutkan.